Oleh Rishnaldi dan Nahyudi
Liputan6.com, Bengkulu: Tidak semua anak bisa mengenyam
pendidikan dengan layak di negeri ini. Di Bengkulu misalnya. Sebuah
sekolah terpaksa dibuat di kolong rumah panggung karena jarak menuju
sekolah yang lebih layak mencapai empat kilometer dan hanya bisa
ditempuh dengan berjalan kaki.
Dinginnya udara pegunungan
Kabupaten Lebong, Bengkulu, tak menyurutkan tekad bocah-bocah ini menuju
sekolah. Sekolah mereka hanyalah sebuah gubuk kecil, tepat berada di
kolong sebuah rumah panggung.
Beralas tanah, berlapis kayu
lapuk, dan hanya dilengkapi meja kursi ala kadarnya, anak-anak ini tetap
giat belajar. Mereka memang tak ada pilihan. Jika ingin ke sekolah yang
lebih layak, mereka harus menempuh perjalanan sepanjang empat
kilometer. Itu pun harus berjalan kaki menembus hutan, menyeberangi
Sungai Lisai yang arusnya deras.
Warga akhirnya sepakat, membuat
sekolah seadanya. Kolong rumah panggung kepala desa dibagi menjadi tiga
ruangan. Satu ruangan menjadi dua kelas. Dan di ruang sempit yang
sangat sederhana inilah 30-an anak menempuh ilmu. Merajut mimpi-mimpi
mereka mengejar cita-cita. Hanya ada dua guru relawan dari desa setempat
yang ikhlas menanamkan benih-benih ilmu pengetahuan.
Nasib
serupa juga dirasakan murid-murid SD Harjamukti 5 Cimanggis, Depok, Jawa
Barat. Mereka terpaksa menempuh pendidikan di sebuah gubuk milik warga.
Rusaknya sekolah mereka akibat termakan usia dan membuat anak-anak
terpaksa diungsikan di lokasi seadanya. Beralaskan tanah yang hanya
ditutupi lembaran-lembaran kayu, para siswa harus menahan panas di saat
kemarau dan kedinginan saat musim hujan.
Namun mereka tetap
bersyukur, karena sekolah mereka tak lama lagi bisa ditempati. Bantuan
sejeumlah anggota TNI yang hari ini berulang tahun ke-67, membuat SD
Harjamukti 5 Cimanggis, kembali seperti baru. (FRD)
0 komentar:
Posting Komentar