Kamis, 17 Januari 2013

Pengaruh Tekanan Udara Pada Otak Manusia

tinggi Ketika mendaki gunung dan merasa lelah dalam kondisi udara yang tipis, kita berfikir ini ada hubungannya dengan kelelahan pada jaringan otot. Tapi itu bukan kesalahan dari otot-otot Anda. Bahkan, ketika dalam kondisi oksigen rendah sebagian besar dalam pikiran, otak melakukan tindakan untuk mencegah kelelahan yang berpotensi merusak jaringan.
Penyebab kelelahan otot telah menjadi subyek dari banyak perdebatan. Beberapa peneliti menekankan pentingnya perubahan fisik seperti asam laktat sementara yang lain kembali kepada teori dimana kelelahan adalah sensasi yang dihasilkan oleh otak.

Emma Ross dari University of Brighton, Inggris, dan koleganya meminta 11 pria untuk melakukan latihan otot ekstensor lutut saat bernapas pada udara normal, yang memiliki 21 persen oksigen, 16 persen, 13 persen dan 10 persen oksigen untuk mewakili hipoksia ringan, sedang dan berat. Untuk menilai peran otak dalam kelelahan otot, tim mengulangi percobaan dengan menggunakan non-invasif stimulasi otak untuk menghasilkan sinyal korteks motorik, override kontrol sukarela dan memicu kontraksi otot lutut.

Ross dan rekan-rekannya kemudian melakukan tes serupa pada relawan dalam kondisi oksigen yang normal di permukaan laut dan kondisi oksigen rendah di Piramida Laboratorium-Observatory pada gunung Everest, pada ketinggian 5050 meter. Otak menyumbang sekitar 5 persen dari pengurangan yang berlaku untuk menghasilkan kapasitas di permukaan laut tetapi 20 persen pada ketinggian tinggi. Proporsi lebih rendah daripada di studi pertama karena latihan lebih singkat, kata Ross.

"Temuan kami memberikan bukti langsung bahwa ketika tubuh manusia ditekankan melampaui batas normal, seperti melalui latihan dala lingkungan rendah oksigen, otak memiliki pengaruh peningkatan pada kemampuan kita untuk menggunakan otot-otot kita," kata Ross. "Inbisa menjadi mekanisme evolusioner untuk memastikan kita selalu memiliki beberapa kapasitas untuk gerakan."
Penelitian ini dapat membantu pendaki gunung merencanakan strategi aklimatisasi mereka. Pemahaman yang lebih baik dari penyebab kelelahan juga bisa mengarah pada pengobatan ditingkatkan untuk orang dengan jumlah oksigen yang rendah pada darah sebagai akibat darikondisi seperti penyakit paru obstruktif kronik dan gagal jantung kongestif.
Penelitian ini "membantu kita untuk lebih memahami peran otak dalam membatasi latihan di ketinggian," kata Markus Amann dari University of Utah, Salt Lake City.

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar

Majalah Dinding

Baca Itu Penting